Ternyata Kesalahan Seorang Guru Lebih Berbahaya daripada Kesalahan Seorang Dokter
Table of Contents
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan secara umum dapat diindikasikan apabila kegiatan belajar mampu membentuk pola tingkah laku peserta didik sesuai dengan tujuan pendidikan.
Tujuan pendidikan tidak akan berhasil tanpa campur tangan seorang guru, karena tugas guru tidak dapat tergantikan oleh orang lain selain mereka yang berpendidikan guru. Namun bagaimana jika tugas guru di sekolah dilaksanakan oleh orang yang bukan berpendidikan guru?. Pertanyaan tersebut sepertinya sulit kita jawab dengan pasti, karena kita tidak bisa melihat dampak yang sangat berbahaya dalam waktu singkat.
Kita belum mampu melihat keberhasilan dari sebuah tujuan pendidikan yang merupakan hasil kerja guru dalam waktu singkat. Contohnya kalau seorang dokter salah dalam melakukan pengobatan, maka pasien akan meninggal. Tapi dalam sebuah proses pendidikan memerlukan waktu yang lama untuk melihat dampaknya.
Menurut Suriansyah (2015), "Kesalahan dalam proses pendidikan akan terlihat dalam kurun waktu 20 sampai 25 tahun kemudian". Oleh sebab itu bahaya yang ditimbulkan oleh kesalahan seorang guru dalam proses pendidikan akan lebih besar dari bahaya kesalahan seorang dokter. Kalau dokter salah hanya akan membuat 1 orang pasien meninggal. Tetapi kalau guru salah akan membuat 40 bahkan ratusan orang yang gagal, tidak berkualiatas dan menjadi beban sosial bagi masyarakat, bangsa dan negara dikemudian hari.
Post a Comment