Menyampaikan Presentasi
Table of Contents
Sebelum menyajikan presentasi ada beberapa persiapan teknis
yang perlu dilakukan. Usahakan untuk datang ke tempat pertemuan lebih awal
untuk mempersiapkan berbagai hal tekhnis, seperti mengecek kejelasan tulisan
transparansi atau slide yang Anda gunakan dari tempat duduk yang paling jauh.
Akan sangat menjengkelkan bagi peserta apabila tulisan pada transparasi tidak
tebaca karena terlalu kecil. Demikian pula perlu dilihat apakah posisilayar
dapat dilihat dengan mudah oleh seluruh peserta.Dengan mengenal rruangan dan
lingkungan sebelum presentasi Anda akan merasa lebih nyaman dan santai,dan
halyang akan mengurangi ketegangan yang tidak perlu.
Sebaiknya adapetugasyangmembantu Anda untuk menjaga
kelancaran presentasi.Petugas tersebut dapat membantu membagikan bahan
persentasi kepada peserta, mengatasi berbagai hal teknis yang muncul, seperti listrik
atau overhead projector mati, tempat duduk kurang, dan sebagainya .
Pada umumnya presentasi dilakukan dengan langkah-langkah
berikut.
1.
Pendahuan.
2.
Penyajian
3.
Tanya Jawab
4.
Rangkuman/ Simpulan dan Penutup.
2.1. TEKHNIK-TEKHNIK PRESENTASI
Dalam melakukan presentasi ada beberapa factor dan teknik
yang harus mendapat perhatian:
a. Menanggulangi Rasa Takut
Kecemasan
atau ketakutan untuk berbicara dan melakukan presentasi di depan publik bukan
merupakanhal yang aneh. Hampir setiap
orang yang dianggap orator besarpun pada
awalnya juga mengalami kecemasan yang sama. Meskupun sulit bagi seorang untuk
melepaskan diri dari kecemasan berbicara didepan umum, bagi, yang telah
menyiapkan diri dengan baik,pendengarnya sama sekalitidak menampakan kecemasan
dan kegugupan pembicara.
Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan tersebut.Pertama,
adalah dimulai dengan penguasaan diri dan materi yang baik. Sebelum maju ke
depan podium, ambil napas panjang beberapa kali untuk menenangkan diri dan
katakana kepada diri sendiri, “ Pasti” ! Saya akan dapat melakukannya dengan
baik.” Kemudian, berbicaralah dengan tenang, suara yang jelas dan bulat serta
irama lebih lambat dari kebiasan berbicara. Ada baiknya merancang terlebih
dahulu kalimat-kalimat pertama sebagai pendahuluan yang akan Anda
ucapkan.Bagaimana melakukan pembukaan supaya menarik perhatian pendengar Anda?
Pendahuluan yang baikakan menimbulkan dan menumbuhkan keyakinan dalam diri Anda
bahwa Anda “ diterima” oleh pendengar Anda. Selanjutnya sampikan tujuan
presentasi Anda.
b. Kredibilitas Presenter
Melakukan
presentasi tidak lepas dari teori dari teori komunikasi yang menyatakan
pentingnya presenter, mediadan penerima pesan. Peranan presenter dan media akan
dibahas dalam bagian ini. Sementara pembahasan tentang penerima pesantelah
dilakukan pada bagian ‘ mempersiapkan presentasi’ .
Hal
utama dalam presentasi adalah kredibilitas presenter yang akan menentukan
sejauh mana dia dapat menyampaikan materi presentasinya dengan cara yang
komunikatif dan menyakinkan. Untuk menyajikan presentasiyang menyakinkan,
presentasi harus benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan sehingga
tidak ada lagi keragu-raguan yang muncul pada saat harus menjelaskan atau
menjawab pertanyaan peserta. Presentasi yang baik juga dipengaruhi integritas
presenter yang terlhat dari kejujuran presenter.Dia akan menyampaikan sumber
informasi yang akan digunakan dengan akuratuntuk menghindari plagiatisme. Presenter
yang jujur akan mengatakan tidak tahu, apabila benar tidak tahu.
a. Memberikan Penekanan kepada Pokok-pokok Pikiran Penting
Dalam
menjakikan presentasi,pembicara hendaknya tidak sekedar membaca kata-kata yang
tertulis dalam tayangan tanpa berusaha memberikan elaborasi. Hal ini biasanya
dilakukan pembicara bila menganggap materi banyak tetapi waktu yang disediakan
kurang. Cara ini tidak komunikatif, dan dapat menimbulkan kesan pembicara tidak
menguasai materi.Apabila ada pokok-pokok pikiran penting yang ingin ditangkap dan dipahami oleh
pendengar,Anda perlu mengulanginya beberapa kali supaya pokok pikiran tersebut
merasuk dalam benak pendengar. Penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata yang
sama, tetapi pada dasarnya sama.
Penekanan
pada pokok-pokok pikiran yang pentig juga dapat dilakukan melalui tekanan nada
suara. Ingatkah Anda bagaimana nada suara almarhum Bung Tomo, seorang pahlawan
kemerdekaan, meneriakkan Sekali merdeka
tetap merdeka’ dengan tangan
terkapal?Sedangkan yang lain terlupakan, tetapi pikiran dan sikap tersebut
diingat orang. Contoh lain, pada masa kampanye Pilpres 2004, masihkan Anda
ingat gaya calon presiden SBY ketika mengatakan ‘ bersama kita bisa’? yang mudah
di ingat, baik karena pesannyamaupun karena cara mengucapkannya. Demikian pula
sebagai pembicara, Anda tentunya mengharapkan ideatau gagasan-gagasan yang
penting akan diingat oleh pendengar Anda.
b. Pandangan Mata
Komunikasi
yang baik dalam presentasi akan difasilitasi oleh kontak atau pandangan mata.
Usahakan untuk memandang mata pendengar Anda secara individual sesering
mungkin, tetapi jangan terkesan hanya pada orang-orang tertentu saja. Jangan
terjebak dengan anggapan yang salah bahwa kalau tidak berani memandang mata
pendengar, pandanglah tembok dibelakang atau jatuhkan pandangan diatas kepala
pendengar. Halini sangat merugikan, sebab melalui sinar mata pendengar Anda
dapat mendeteksi apakah pendengar memperhatikan dan memahami penjelasan Anda
atau tidak.
c.
Gunakan Ilustrasi Untuk Menjelaskan
Gagasan
Memahami
suatu konsep akan dipermudah dengan menggunakan ilustrasi, berupa gambar,
tabel, grafik, dan sebagainya. Penggunaan ilustrasi juga akan membuat
presentasi Anda menjadi lebih menarik.
Walaupun
ilustrasi dapat menjadikan presentasi lebih menarik, tetap harus dipilih dengan
cermat supaya jelas relevansinya dengan pokok pembicaraan. Sebgai contoh gambar
kartun berikut ini, sederhana tapi memuat konsep pendidikan yang penting, yaitu
kenyataan yang masih terjadi dalam masyarakat bahwa pendidikan masih dianggap
sebagai transfer of knowledge atau
penyampaian informasi yang sudah masak siap ‘dimakan ‘ oleh murid. Padahal,
paradikma pendidikan masa kini menggarisbawahi pentingnya kemampuan murid untuk
mengkruntruksi pengetahuan sesuai kemampuannya sendiri.
Apabila
perlu gunakan cerita atau anekdot dalam presentasi Anda karena hal ini akan
membantu pendengar untuk memahami dan mengingat apa yang Anda sampaikan.
Seorang presenter yang baik biasanya dapat bercerita, mereka menggunakan
anekdot untuk memberikan tekanan pada gagasan yang penting. Oleh karena itu
setiap kali Anda melakukan hal-hal yang menarik yang
dapat digunakan sebagai anekdot sebaiknya dicatat. Apa yang Anda observasi dan
alami sering kali menjadi gagasan yang menarik untuk disampaikan dalam
presentasi.
d.
Tanya Jawab
Suatu
presentasi biasanya diikut dengan tanya jawab untuk memberikan kesempatan
kepada pendengar meminta atas penjelasan pada poin-poin tertentu atau untuk
memberikan komentar atau mengautkan dengan informasi lain yang relavan.
Presentasi yang baik akan terasa seperti suatu percakapan yang terus bergulir
dan mengalir melibatkan pendengar dan prsenter. Berikan jawababn yang jelas,
langsung pada pokok permasalahannya atau dengan contoh kalau diperlukan.
Dalam
tanya jawab, seorang pembicara harus mempunyai kemampuan dan kesediaan untuk
mendengarkan orang lain dengan baik. Kesediaan mendengarkan dengan baik buka
sifat bawaan, tetapi merupakan kemampuan yang dilatih dan dapat dipelajari.
Pada
kenyataannya komunikasi dalamsuatu presentasi menjadi terhambat karena
kebiasaan mendengarkan yang tidak baik dari pembicara maupun peserta. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan kebiasaan mendengarkan yang buruk.
Hamilton
(1977) mengidentifikasi beberapa faktor penyebab terjadinya proses mendengarkan
yang bururk sebagai berikut:
1)
Hambatan Fisik
Komunikasi
akan terganggu oleh faktor-faktor yang bersifat fisik, seperti dengyngan suara
OHP, dering telepon selular yang sering terjadi dalam suatu presentasi, mobil
yang menderu di jalan raya, dan sebagainya. Oleh karena tidak dapat
mendengarkan dengan jelas, sering kali terjadi salah mengerti dengan apa yang
ditanyakan peserta. Dalam hal ini, sebaiknya Anda meminta penanya yang
bersangkutan untuk mengulang pertanyaannya. Anda dapat juga terganggu dalam
mendengarkan orang lain karena apa yang anda lihat, misalnya masih ada peserta
yang berjalan-jalan karena belum mendapat tempat duduk.
2)
Hambatan Personal
Hambatan
personal dapat berasal dari kondisi fisik pembicara, misalnya kecemasan, tidak
merasa sehat, dan sebagainya atau disebabkan faktor psikologis pembicara,
terganggu konsentrasi karena memikirkan hal lain atau persepsi negatif terhadap
orang lain. Apabila seseorang terganggu kesehatannnya, akan sulit baginya untuk
konsentrasi mendengarkan orang lain karena diganggu rasa sakit. Demikian pula seseorang yang cema memikirkan
anaknya yang sakit di rumah akan sulit berkonsentrasi mendengarkan pembicaraan
orang lain. Di samping itu, dan hal ini biasanya tidak begitu disadari adalah
perasaan negatif terhadaporang lain. Misalnya, kalau Anda mendapat pertanyaan
yang menantang pendapat anda dari peserta yang penampilan luarnya tidak Anda
senangi, misalnya tidak rapi, wajahnya
keras dan suaranya tidak enak ditelinga. Dengan demikian, Anda tidak
benar-benar mendengarkan yang dimaksud penanya tersebut. Sikap ramah, raut muka
yang tenang dan terbuka menjadi penting dalam mendengarkan orang lain.
3)
Hambatan Peristilahan (Semantik)
Konsentrasi
mendengar juga dapat terganggu oleh banyaknya istilah-istilah asing yang baru
atau tidak dikenal. Anda mungkin pernah mendenagrkan pembicara yang senang
menggunakan kata-kata asing tanpa berusaha menjelaskan apa yang dimaksud atau
istilah-istilah teknis yang diketahui hanya oleh kelompok terbatas. Hal ini
mungkin membuat anda kehilangan gairah untuk mendengarkan dengan baik. Hal
serupa berlaku pula bagi Anda saat menjadi pembicara. Oleh sebab itu penting
sekali menganalisis siapa yang kira-kira menjadi pendengar Anda sehingga Anda
tahu persis istilah apa yang harus digunakan atau harus dijelaskan.
4)
Jaga Penampilan yang Terbaik
Wajah
orang yang tersenyum menimbulkan rasa senang dan simpati dari orang yang
melihatnya. Anda akan terlihat ramah dan percaya diri apabila Anda tersenyum
relaks. Seorang tidang ingin mendengarkan pembicara yang berwajah berkerut-kerut,
seperti menanggung beban berat. Sebelum muali berbicara tersenyumlah dengan
hangat kepada pendengar Anda. Pendengar anda akan menjadi nyaman dan merasa
terhubung dengan anda, tetapi jangan juga berlebihan, tersenyum harus sepanjang
waktu. Perubahan-perubahan emosi dalam penyajian perlu dapat direfleksikan
melalui air muka.
Jaga
pula kualitas suara Anda dengan minum air putih hangat sebelum bicara supaya
tenggorokan terasa longgar. Bernapaslah dalam-dalam dengan perlahan dan
berbicara dengan kecepatan lebih lambat dari biasanya. Pendengar Anda perlu
berfikir saat mendengar perkataan Anda dan berusaha mencernanya.
Dalam
suatu presentasi dapat terjadi kesalahan atau gangguan teknis yang tidak perlu
membuat Anda menjadi panik. Misalnya, pada saat Anda siap memulai berbicara,
lampu proyektor tiba-tiba mati,
padahal Anda membutuhkan OHP slides untuk
memandu presentasi Anda. Beri waktu kepada bagian teknisi untuk memperbaikinya.
Kalau tidak dapat diperbaiki, jangan tunggu terlalu lama, pendengar Anda akan
menjadi resah. Gunakan bahan cetak untuk memandu presentasi Anda. Anda harus
selalu siap dan membayangkan kalau terjadi gangguan seperti itu, langkah
selanjutnya apa yang harus dilakukan. Tetap tenang dan senyum, bernapas dalam
dan kedengaran tidak gugup, lakuakan adaptasi presentasi Anda. Konsentrasilah
pada gagasan yang akan Anda sampaikan.
5) Tepati waktu
Mulai dan akhiri presentasi anda tepat
pada waktunya. Apabila masih ada yang belum hadir, tetapi jumlah yang datang
sudah memadai, mulailah dengan memperkenalkan diri. Kalau anda menunggu lebih
lama lagi untuk yang lain, orang yang telah datang awal dan tepat waktu akan
merasa tidak dihargai bahkan ‘dihukum’. Setelah presentasi anda mulai, apabila
ada pendengar lain yang datang, jangan mengulangi apa yang sudah anda sampaikan
bagi mereka.
Selesaikan pada waktu yang ditetapkan,
meskipun terpaksa tidak dapat membahas semua yang ingin anda bicarakan.
Oleh sebab itu, usahakan untuk membahas
hal-hal penting pada awal pertemuan, jangan menunggu sampai saat-saat terakhir.
Jangan membiasakan diri bertanya kepada peserta ‘apakah kita masih ada waktu?’.
Anda tidak perlu bertanya, anda harus tahu sebab andalah pembicaranya.
6) Akhiri Presentasi Dengan Baik
Berikan kesimpulan atau penegasan
kebali gagasan utama presentasi sebagai penutup. Ada beberapa cara untuk
mengakhiri presentasi dengan baik, misalnya dengan mendorong peserta melakukan
suatu tindakan setelah mendengarkan presentasi anda. Anda dapat juga
mengakhiriny dengan retorika yang tepat dan relefan dengan tujuan presentasi
anda, dengan menggunkan pepatah terkenal, seperti ‘berani mengajar harus berani
belajar’ atau dapat jua mensitir gagasan pemikir pendidikan, misalnya Nitzche
yang berkata bahwa The surest way to
corrupt aa young man is to teach him to esteem more highly those who think a
like that those who think differently, yang diterjemahkan dengan bebas
‘cara yang paling jitu untuk merusak cara berfikir orang muda adalah
mengajarinya untuk menghargai orang lain
yang berfikiran sama dengan dirinya dan memandang rendah merreka yang berbeda
pendapat’.
Selanjutnya anda dapat menggunakan
kata-kata berikut, seperti ‘sampai disini diskusi kita, dan sampai bertemu
lagi,’ dan sebagainya.
e. 5 Cara Membuka Presentasi Dengan Baik dan Menarik Perhatian
Audiens
Membuka presentasi dengan baik
merupakan langkah awal kesuksesan sebuah presentasi.
Dalam buku Presentasi Memukau, Mohammad
Nor menjelaskan bahwa orang cenderung mengingat lebih baik apa-apa yang paling
awal mereka lihat dan dengarkan. Pembukaan yang baik akan menarik perhatian
audiens. Apa yang disampaikan di awal ketika membuka presentasi akan menjadi
informasi yang paling diingat. Karena itu kekuatan presentasi salah satunya
terletak pada pembukaan yang baik.
5 cara menbuka presentasi dengan baik
dan menarik perhatian audiens menurut Muhammad Nor, yaitu:
1) Membuka Presentasi Dengan Menyampaikan Maksud dan Tujuan
Cara paling mudah dan dapat diterapkan
untuk berbagai situasi adalah membuka presentasi dengan menyampaikan maksud dan
tujuan. Dengan cara ini, audiens akan mengerti apa yang akan mereka dapatkan
dari presentasi. Anda juga bisa menetapkan harapan (ekspektasi) audiens tentang
berapa lama presentasi akan berlangsung dan apa saja yang akan dibahas.
2) Membuka Presentasi Dengan Sebuah Pertanyaan
Apa yang akan Anda lakukan ketika
seseorang mengajukan sebuah pertanyaan? Secara otomatis Anda akan berusaha
menjawabnya. Demikian pula ketika Anda mengajukan pertanyaan ketika membuka
sebuah presentasi. Audiens akan berusaha berpikir dan mencari jawabannya
meskipun mereka tidak menjawab langsung pertanyaan Anda.
Menggunakan pertanyaan akan mengajak
audiens fokus pada tema yang sedang dibahas dan membuat mereka memusatkan
perhatian untuk menemukan jawabannya.
3) Membuka Presentasi Dengan Cerita
Membuka presentasi dengan sebuah cerita
atau kisah akan mengajak audiens membayangkan kisah tersebut. Secara mental
mereka mulai terhubung dengan Anda sebagai presenter dan siap untuk
mendengarkan presentasi.
Coba pikirkan sebuah cerita yang
relevan dengan presentasi Anda. Tidak harus cerita yang benar-benar terjadi.
Anda juga bisa menggunakan cerita rekaan sebagai ilustrasi. Selama cerita
tersebut disampaikan dengan penuh penghayatan, secara emosional audiens akan
ikut dalam cerita Anda.
Memang butuh persiapan lebih dan
keterampilan menyampaikan cerita dengan baik agar pembukaan Anda berkesan.
Namun jika Anda bisa melakukannya, Anda tidak hanya menggugah aspek logika
audiens, melainkan pula aspek emosional mereka.
4) Membuka Presentasi Dengan Data atau Fakta
Jika presentasi Anda memiliki data dan
fakta yang menarik, Anda bisa menggunakan informasi tersebut untuk membuka
presentasi. Data bisa mengajak orang untuk berpikir. Tidak hanya itu, data dan
fakta mampu menciptakan efek dramatis tanpa harus didramatisir. Menggunakan
data yang relevan akan membuat audiens tersentak. Apalagi jika data tersebut
belum pernah mereka dengar sebelumnya dan mengungkap fakta yang dramatis.
5) Membuka Presentasi Dengan Kutipan atau Pernyataan
Anda juga bisa membuka presentasi
dengan mengutip perkataan tokoh terkenal. Pembukaan seperti ini akan menarik
jika kutipan yang dipilih relevan dengan topik presentasi Anda. Namun, jangan
memaksakan menggunakan kutipan jika tidak relevan dengan materi presentasi.
Selain mengutip perkataan tokoh lain,
Anda juga dapat menggunakan pernyataan pribadi untuk membuka sebuah presentasi.
Pembukaan Yang Kuat, Audiens Akan Ingat.
2.2. EVALUASI PRESENTASI
Setelah melakukan presentasi sebaiknya anda berusaha
mengevaluasi misalnya dengan meminta teman atau kolega yang anda percaya untuk
memberi msuka konstruktif setelah mengamati presentasi anda. Bertanya lah
kepadanya ha yang spesifik, ‘apakah pendengar memahami yang saya sampaikan
dengan mudah dan baik?’. Apakah transparansi menarik, apakah ilustrasinya
tepat, dan sebagainya? Apakah tujuan presentasi tercapai? Apakah pendengar
tergugah dan termotivasi ke arah yang anda harapkan?
Temukan dalam hal apa saja anda masih memerlukan perbaikan
sehingga presentasi berikutnya penampilan anda lebih baik. Dengan demikian anda
akan berkembang menjadi presenter yang baik.
Apabila seseorang memuji presentasi anda, terimalah dengan
ucapan terimakasih dan bertanyalah kepadanya ‘menurut anda yang mana yang sudah
baik? ‘atau’ gagasan mana yang menarik perhatian anda?’ kemungkinan anda heran
karena yang mereka ‘dengar’ dan kesan yang muncul ternyata berbeda dengan ang
anda pikir dan maksudkan.
Beberapa tindak lanjut yang baik dilakukan setelah
presentasi, sebagai berikut :
a. Membuat Catatan Interaksi dalam Presentasi
Pembicara
perlu membuat catatan tentang berbagai kejadian dalam presentasi, termasuk
pertanyaan yang ditanyakan, keritik dan masukan peserta serta kelancaran
proses. Yang dapat digunakan ketika akan mempresentasikan topik yang sama
ditempat lain untuk mengembangkan lebih lanjut bahan presentasi menjadi tulisan
lain yang utuh.
Simpan
catatan pribad anda tentang presentasi dan gunakan sebagai masukan waktu anda
mempersiapkan diri untuk presentasi selanjutnya. Dalam catatan dicantumkan apa
yang sudah anda lakukan yang bermanfaat untuk kelancaran presentasi dan apa
yang menghambat, serta setrategi lain untuk membuat membuat presentasi lebih
baik.
b. Penyebaran Lanjut Informasi
Sebaiknya
setelah presentasi anda membuat ringkasan atau rangkuman gagasan dan isu utama
serta hasil diskusi dan membuat news leter untuk dikirimkan kepada kolega atau
berbagai pihakk yang relefan yang akan mendapat manfaat dari informasi anda.
Bahan presentasi anda telah diedit dengan baik dapat dijadikan artikel untuk di
kirimkan ke jurnal ilmiah.
c. Penutup
Berbicara
di muka umum, lebih merupakan keterampilan yang dapat dipelajari dari sejak
lahir. Seorang yang mempunyai bakat berbicara di depan publik, tapi jarang dan
tidak pernah menggunakannya akan kehilangan bakat tersebut sebaliknya, semakin
sering dilakukan semakin terampil. Untuk menjadi presenter yang hebat,
diperlukan latihan, waktu dan kesungguhan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berbagai
faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyajikan suatu presentasi, yaitu:
bagaimana mengatasi rasa cemas sebagai pembicara yang sering menghambat
seseorang untuk dapat berbicara dengan efektif, dan cara menguasai materi
pembicaraan dengan baik. Dalam menyampaikan presentasi perlu memberikan
penekanan pada pokok-pokok pikiran yang penting dan menggunakan ilistrasi dalam
berbagai bentuk visual, menggunakan tanya jawab untuk memberikan klarifikasi
berbagai pokok pembahasan serta menepati waktu presentasi baik pada waktu
memulai dan mengakhiri presentasi.
Pembicara
yang baik perlu melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan dan menggunakan
hasilnya untuk perbaikan presentasi pada kesempatan lain.
Materi yang dipelajari sebagai berikut:
Ø Tekhnik-Tekhnik Presentasi
ü Menanggulangi Rasa Takut
ü Kredibilitas Presenter
ü Memberikan Penekanan kepada Pokok-pokok
Pikiran Penting
ü Pandangan Mata
ü Gunakan Ilustrasi Untuk Menjelaskan
Gagasan
ü Tanya jawab
ü 5 Cara Membuka Presentasi Dengan Baik
dan Menarik Perhatian Audiens
Ø Evaluasi Presentasi
ü Membuat Catatan Interaksi dalam
Presentasi
ü Penyebaran Lanjut Informasi
ü Penutup
Post a Comment