MENGELOLA SUMBER DAYA MANUSIA
Table of Contents
A.
Pengertian
Manajemen Sumber Daya Manusia
Salah
satu aspek yang tidak kalah pentingya untuk dikelola para wirausahawan adalah
sumber daya manusia (SDM) yang dimilikinya. Manusia (karyawan) yang menjadi
motor penggerak kegiatan usaha perlu dikelola secara professional. Pengelolaan
SDM ini kita kenal dengan Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) (Kasmir, 2011:154).
Pengelolaan
manusia sebagai aset yang paling penting bagi perusahaan dimulai dari penentuan
jabatan yang dibutuhkan perusahaan atau seberapa banyak jabatan yang akan
diperlukan. Kemudian, penentuan tugas, wewenang, dan tanggung jawab masing
masing jabatan. Untuk menduduki jabatan diperlukan keterampilan tertentu. Oleh
karena itu, perusahaan juga harus menentukan persyaratan jabatan untuk
menduduki jabatan tersebut. Kegiatan ini dikenal dengan nama analisis jabatan.
Setelah
analisis jabatan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah merencanakan jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan analisis jabatan yang sudah dibuat.
Perencanaan tenaga kerja meliputi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, serta
persyaratan yang diinginkan. Hal ini penting agar perusahaan tidak mengalami
kekurangan atau kelebihan karyawan.
Langkah
selanjutnya setelah perencanaan tenaga kerja selesai adalah melakukan pengadaan
tenaga kerja. Pengadaan meliputi penarikan karyawan (rekrutmen) dan seleksi.
Penarikan pegawai disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang diinginkan.
Penarikan pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan) atau melalui
iklan. Cara ini dapat dilakukan dengan cara menempelkan brosur di lembaga
pendidikan tinggi atau pusat-pusat pelatihan atau dapat pula dilakukan dengan
cara lain, seperti dari surat lamaran yang masuk. Agar tenaga kerja yang
terjaring sesuai dengan keinginan dalam informasi yang diberikan perlu
dijelaskan persyaratannya, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman
kerja, atau syarat lainnya.
Karyawan
yang telah lolos seleksi berminat akan mengajukan lamaran kerja sesuai dengan
waktu yang dibutuhkan. Biasanya jumlah yang melamar jauh lebih banyak dibanding
yang dibutuhkan. Tugas selanjutnya adalah menyeleksi pelamar yang ada dengan
kritaeria sesuai dengan persyaratan. Pemilihan ini dimulai dari seleksi surat
lamaran, tes umum, wawancara, psikotes, sampai dengan tes kesehatan. Syarat
untuk lolos bagi seorang pelamar adalah sesuai dengan persyaratan yang telah
ditentukan oleh perusahaan.
Karyawan
yang telah lolos seleksi dibagi dalam dua kategori. Pertama, mereka yang langsung dapat bekerja karena sudah
berpengalaman kerja sebelumnya. Kedua,
mereka yang belum memiliki pengalaman kerja. Kelompok yang belum memiliki
pengalaman kerja perlu diberikan pelatihan terlebih dahulu. Diharapkan setelah
mengikuti pelatihan, keahlian mereka bertambah atau meningkat sehingga siap
untuk dipekerjakan.
Tugas
perusahaan selanjutnya adalah menentukan kompensasi yang akan diterima
karyawan. Besarnya kompensasi ditentukan oleh berbagai factor, seperti
pendidikan, jabatan, wewenang dan tanggung jawab, serta faktor-faktor lainnya.
Kompensasi ini dari waktu
ke waktu terus bergerak. Jenis kompensasi yang diberikan dapat dalam bentuk
keuangan atau nonkeuangan.
Setelah
mulai bekerja, karyawan sudah dapat merencanakan kariernya sampai karyawan tersebut
berhenti bekerja. Dalam perencanaan karier beberapa persyaratan tertentu, namun yang
menentukan adalah karyawan itu sendiri.
Disamping
itu, perusahaan harus membuat berbagai kebijakan yang berhubungan dengan
pemutusan hubungan dengan karyawan. Pemutusan hubungan dapat dilakukan dengan
berbagai pertimbangan, misalnya sudah memasuki usia pensiun, diberhentikan
karena lalai atau membuat kesalahan, atau berhenti atas permintaan karyawan itu
sendiri.
Masing-masing
kegiatan dalam MSDM tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus
dilaksanakan secara berkesinambungan karena kaitan antara satu kegiatan dengan
kegiatan lainnya secara erat. Apabila salah satu kegiatan tidak dapat
dijalankan dengan baik, jangan diharapkan tujuan MSDM perusahaan dapat
tercapai. Sebagaimana fungsi manajemen pada umumnya, MSDM juga memiliki
beberapa fungsi , seperti perencanaan, pengorganisaisan, pelaksanaan, dan
pengawasaan terhadap SDM-nya secara benar.
B.
Fungsi-Fungsi
dalam MSDM
Hal
yang perlu dianalisis selanjutnya adalah kesiapan perusahaan yang berkaitan
dengan Manajemen Sumber Daya Manusia mulai dari pengadaan, penempatan dijabatan
tertentu, sampai dengan penentuan kesejahteraan karyawan. Urutan proses ini
dilakukan untuk perusahaan yang baru berdiri, sedangkan bagi perusahaan yang
sudah atau sedang berjalan tinggal menyesuaikan diri dengan keadaan yang sedang
berlangsung. Manajemen
sumber daya manusia adalah konsep yang bertalian dengan kebijaksaaan, prosedur,
dan praktik bagaimana mengelola atau mengatur orang dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan manajemen sumber daya
manusia menurut Kasmir (2011:157) dapat
dijabarkan dalam fungsi manajerial yang meliputi:
1.
Analisis jabatan;
2.
Perencanaan tenaga
kerja;
3.
Pengadaan karyawan
(penarikan dan seleksi);
4.
Pelatihan dan
pengembangan;
5.
Kebijakan
kompensasi;
6.
Perencanaan karier;
7.
Kebijakan
kesejahteraan;
8.
Pemutusan hubungan
kerja.
Kegiatan-kegiatan manajemen sumber daya
manusia dijabarkan sebagai berikut :
1.
Analisis jabatan
Komponen
organisasi dan SDM yang paling penting adalah penentuan pekerjaan atau jabatan.
Untuk mencapai tujuan, organisasi perlu menetapkan jenis-jenis pekerjaan yang
harus dilaksanakaan. Manajemen perusahaan khususnya manajemen sumber daya
manusia mutlak perlu mempunyai informasi dan data yang lengkap dan tetap
mengenai semua jabatan yang ada agar dapat melaksanakan setiap fungsi manajemen
secara keseluruhan. Informasi dan data jabatan tersebut diperoleh dari analisis
jabatan.
Analisis
jabatan adalah proses untuk mempelajari dan mengumpulkan informasi yang
berhubungan dengan suatu jabatan. Untuk itu, perlu diketahui pekerjaan apa saja
yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu
harus dilakukan serta persyaratan untuk menduduki suatu jabatan. Dengan kata
lain, analisis jabatan dapat diartikan sebagai suatu proses yang sistematis
untuk mengumpulkan, menganalisis data dan informasi suatu jabatan.
Hasil
dari analisis jabatan akan diperoleh dua hal
(Kasmir, 2011:158), yaitu:
a.
Uraian jabatan
Dalam
uraian jabatan dijelaskan secara lengkap keterangan tentang jabatan yang ada
serta segala sesuatu yang berkaitan dengan jabatan tersebut. Adapun isi uraian
jabatan meliputi hal-hal seperti:
1)
Identitas jabatan;
2)
Fungsi jabatan;
3)
Uraian tugas;
4)
Wewenang;
5)
Tanggung jawab;
6)
Hubungan kerja;
7)
Bahan, alat dan mesin
yang digunakan;
8)
Kondisi kerja.
b.
Spesifikasi jabatan
Sementara
itu, spesifikasi jabatan atau persyaratan jabatan memuat syarat-syarat minimum
yang harus dipenuhi oleh seseorang agar dapat melaksanakan jabatan tertentu
dengan baik.
Persyaratan
jabatan harus memuat hal-hal antara lain:
1)
Persyarataan
pendidikan;
2)
Persyaratan pelatihan;
3)
Persyaratan pengalaman;
4)
Persyaratan psikologi;
5)
Persyaratan khusus;
2.
Perencanaan tenaga
kerja
Perencanaan sumber daya manusia adalah
kegiatan merencanakan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan
analisis jabatan yang sudah dibuat. Perencanan tenaga kerja meliputi jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan serta persyarataan yang diinginkan. Hal ini penting agar
perusahaan tidak mengalami kekurangan atau kelebihan karyawan.
Perencanaan sumber daya manusia
merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk meramalkan atau
memperkirakan
kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan. Perkiraan tentang
kubutuhan tenaga kerja yang diperlukan perusahaan didasarkan pada berbagai
pertimbangan, antara lain rencana produksi atau jasa yang dihasilkan sesuai
dengan jenis bidang investasi yang dijalankan.
Setelah melakukan perkiraan terhadap
jumlah barang atau jasa yang akan dihasilkan, selanjutnya perkiraan ini diubah
kedalam jumlah orang yang dibutuhkan untuk mengerjakan dan melaksanakan
aktivitas tersebut. Untuk level manajerial biasanya jumlah pegawai didasarkan
pada jumlah jabatan yang tersedia dalam struktur organisasi perusahaan.
Perencanaan tenaga kerja diperlukan
perusahaan karena beberapa pertimbangan
(Kasmir, 2011:159), seperti:
a.
Untuk memenuhi
kebutuhan karyawan baru karena ada pembukaan cabang baru atau pendirian usaha
baru;
b.
Adanya karyawan yang
keluar karena pensiun atau keluar sendiri atau dikeluarkan perusahaan; dan
c.
Pertimbangan lainnya.
3.
Pengadaan karyawan
(Penarikan dan Seleksi)
Pengadaan tenaga kerja (procurement) merupakan upaya untuk
memperoleh jumlah dan jenis tenaga kerja yang tepat untuk memenuhi kebutuhan
organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pengadaan
karyawan merupakan perencanaan tenaga kerja yang dibuat. Kebutuhan tenaga kerja
yang telah program yang baik tidak harus selalu merencanakan kegiatan yang
sangat ideal, apabila lembaga tidak memiliki sumber daya yang menandai.
Dibuat perlu direkrut dan ditarik segera mungkin. Oleh karena itu, kegiatan pengadaan tenaga kerja meliputi penarikan, seleksi, dan penempatan.
Penarikan (recruitment) adalah upaya mencari calon karyawan yang memenuhi syarat tertentu, sehingga di
perusahaan dapat memilih orang-orang
yang paling tepat untuk mengisi lowongan yang ada.
Proses penarikan pegawai juga disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan yang
diinginkan. Penarikan pegawai dapat dilakukan melalui referensi (kenalan),
iklan, bursa tenaga kerja,
open house, dari lembaga pendidikan tinggi, pusat-pusat pelatihan, atau dengan cara lainnya. Agar dapat terjaring tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan, dalam informasi perlu dijelaskan persyaratannya,
misalnya umur,
jenis kelamin,
pendidikan, pengalaman kerja,
atau syarat lainnya.
Tenaga kerja dapat berasal dari dua sumber, yaitu sumber dari dalam organisasi (internal)
atau sumber dari luar organisasi (eksternal). Sumber internal adalah karyawan yang berada
yang berada dalam organisasi itu sendiri untuk menduduki jabatan dalam organisasi yang baru. Sementara itu, sumber eksternal adalah tenaga kerja yang diperoleh melalui; periklanan,
Depnaker, institusi pendidikan,
bursa tenaga kerja,
atau sumber lainnya. Proyek perluasan atau pengembangan dapat menggunakan sumber internal dan eksternal, sedangkan proyek baru hanya menggunakan sumber eksternal.
Setelah dilakukan kegiatan penarikan, selanjutnya perlu dilakukan seleksi. Seleksi adalah suatu proses untuk memilih atau mendapatkan tenaga kerja yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan organisasi. Tujuan seleksi adalah untuk mendapatkan tenaga kerja yang paling tepat untuk menduduki jabatan tertentu.
Tugas berikutnya adalah menyeleksi di antara pelamar yang ada sesuai dengan persyaratan. Proses
seleksi yang dilakukan dimulai dari (Kasmir, 2011:161) :
a.
Seleksi surat lamaran;
b.
Tes umum;
c.
Wawancara;
d.
Psikotes;
e.
Sampai dengan tes kesehatan.
Seorang pelamar dapat lolos sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan perusahaan. Karyawan yang telah lolos seleksi dibagi dalam dua kategori. Pertama, mereka
yang langsung dapat bekerja karena sudah berpengalaman kerja sebelumnya. Kedua, mereka
yang belum memiliki pengalaman kerja. Kelompok yang belum memiliki pengalaman kerja perlu diberikan pelatihan terlebih dulu.
Penempatan (placement) berkaitan dengan pencocokan seseorang dengan jabatan yang akan dijabatnya berdasarkan kebutuhan jabatan. Selanjutnya dilakukan orientasi, di mana uraian tugas digunakan untuk menyampaikan informasi tentang tugas-tugas dan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan dan standar pelaksanaan kerja yang layak oleh karyawan.
4.
Pelatihan dan
pengembangan
Bagi pelamar yang lulus seleksi, tetapi belum memiliki pengalaman kerja, sebelum ditempatkan perlu terlebih dahulu diberikan pelatihan. Tujuannya untuk membiasakan mereka bekerja dalam lingkungan perusahaan. Diharapkan setelah mengikuti pelatihan, keahlian mereka bertambah atau meningkat sehingga mereka siap untuk diperkerjakan.
Materi pelatihan diberikan kepada mereka sesuai dengan keahlian yang
dibutuhkan. Di
samping itu,
dipertimbangkan juga minat dan bakat karyawan sesuai dengan hasil seleksi terdahulu atau pengalaman sebelumnya. Jangka waktu pelatihan pun
ditentukan
Sesuai
dengan kebutuhan pengalaman karyawan. Tempat untuk melakukan pelatihan juga
ikut dipertimbangkan, apakah didalam perusahaan atau di luar perusahaan.
Selanjutnya,
pihak manajemen perlu melaksanakan fungsi pengembangan terhadap karyawan yang
sudah bekerja sebelumnya (lama) melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan
dan pelatihan diberikan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan karyawan
sehingga mampu memenuhi tuntutan organisasi dalam menghadapi persaingan dan
perubahan. Pendidikan dan latihan dapat dilakukan di dalam perusahaan atau di
luar perusahaan sesuai dengan pertimbangan kebutuhan dan kemampuan keuangan
perusahaan.
5.
Kebijakan kompensasi
Program
kompensasi penting diperhatikan oleh organisasi dalam rangka mempertahankan
sumber daya yang profesional dan berkualitas. Kompensasi merupakan semua
imbalan yang diterima karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Pada
umumnya balas jasa terdiri dari; upah atau gaji, tunjangan perumahan,
kesehatan, hari tua, insentif, dan premi.
Tugas
perusahaan adalah menentukan kompensasi yang akan diterima karyawan. Besarnya
kompensasi dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti pendidikan, jabatan,
wewenang dan tanggung jawab, serta factor-faktor lainnya. Kompensasi ini dari
waktu ke waktu terus bergerak. Jenis kompensasi yang diberikan dalam bentuk
keuangan atau nonkeuangan.
6.
Perencanaan karier
Pengertian
perencanaan karier adalah perjalanan kerja seseorang selama berada di
perusahaan. Karyawan dapat merencanakan kariernya sejak mulai bekerja sampai
berhenti bekerja. Karier seseorang lebih banyak ditentukan oleh orang yang
bersangkutan. Dalam perencanaan karier ada beberapa persyaratan yang harus dilalui,
di antaranya waktu dan persyaratan tertentu, namun yang menentukan adalah
karyawan itu sendiri.
Selain
perencanaan karier, perusahaan juga harus melakukan evaluasi kinerja terhadap
seluruh karyawan. Penilaian kinerja merupakan proses mengevaluasi dan menilai
prestasi kerja karyawan sehingga dapat memberikan umpan balik kepada karyawan
dan organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka dan dapat dijadikan sebagai
dasar untuk program perbaikan prestasi kerja, penyesuaian kompensasi, promosi,
dan pengembangan karier.
7.
Kebijakan kesejahteraan (Keselamatan
dan Kesehatan)
Perusahaan
juga perlu memikirkan keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk pada kondisi
fisik dan mental karyawan akibat lingkungan kerja. Kondisi fisik meliputi
penyakit dan kecelakaan kerja seperti kehilangan nyawa, cacat anggota tubuh,
atau kanker paru-paru. Sementara itu, kondisi psikologis atau mental meliputi
penyakit akibat stress dan kehidupan kerja yang berkualitas rendah, contohnya
ketidakpuasan, sikap apatis, bimbang, dan sebagainya.
Pihak
manajemen harus terus berupaya memelihara karyawannya dengan berbagai upaya
nyata agar mereka tetap betah dan merasa dihargai dalam organisasi. Hal itu
dapat dilakukan dengan melakukan pembinaan bagi karyawan yang tidak disiplin
melalui saluran komunikasi yang efektif. Juga perlu diperhatikan masalah
keselamatan dan kesehatan kerja mereka.
8.
Pemutusan hubungan
kerja.
Pemutusan
hubungan kerja merupakan kebijakan perusahaan untuk memberhentikan seorang
karyawan. Menurut Kasmir (2011:164) pemutusan
hubungan kerja bisa disebabkan oleh berbagai alasan atau sebab antara lain:
a.
Memasuki masa pensiun;
b.
Permintaan pengunduran
diri
c.
Pemecatan karena
melakukan kesalahan
d.
Pensiun dini
e.
Meninggal dunia
Masa pensiun merupakan faktor alamiah karena usia
produktif. Seseorang memasuki usia pensiun setelah berusia 55 tahun atau 60
tahun untuk pekerjaan tertentu. Pensiun merupakan cara berhenti dari pekerjaan
yang terhormat.
Permintaan pengunduran diri karena alasan pribadi
dapat dilakukan oleh karywan, misalnya karena tidak ada kecocokan lagi antar
karyawan dengan pimpinan perusahaan, sehingga kenyamanan karyawan berkurang.
Faktor kompensasi atau karier yang terhambat juga dapat menyebabkan karyawan
memutuskan untuk pindah ke perusahaan lain dengan mengajukan pengunduran diri.
Pemecatan dapat terjadi karena karyawan melanggar
aturan yang telah ditetapkan perusahaan, baik yang sengaja maupun tidak.
Penyebabnya antara lain karena melakukan korupsi, tidak disiplin atau malas
atau lalai dlam melaksanakan tugas yang mengakibatkan kerugian bagi perusahaan
atau citra perusahaan rusak karena yang dilakukan tindakan kriminal di luar
perusahaan.
Pensiun dini maksudnya karyawan dipensiunkan,
padahal belum memasuki usia pensiun. Penyebabnya dapat saja karena karyawan
menderita sakit atau cacat sehhingga tidak dapat melakukan kegiatannya seperti
sedia kala. Pensiun dini dapat juga dilakukan karena perusahaan yang sedang
mengalami kebangkrutan sehingga perlu mengurangi karyawan yang dianggap kurang
produktif. Pemberhentian terakhir adalah karyawan meninggal dunia dengan
berbagai sebab, seperti sakit atau kecelakaan. Pemberhentian dalam kasus ini
secara otomatis akan terjadi, tinggal bagaimana perusahaan memenuhi hak-hak karyawan
tersebut.