Apa yang Membuat Seseorang menjadi Guru yang Baik?
Table of Contents
Apa yang membuat seseorang menjadi guru yang baik? Apakah itu kehangatan, humor dan kemampuan memperhatikan siswa? Apakah itu perencanaan, kerja keras dan disiplin diri? Bagaimana dengan kepemimpinan, antusiasme, kecintaan belajar, dan kemampuan berbicara? Kebanyakan orang akan setuju bahwa semua sifat ini diperlukan untuk menjadikan seseorang menjadi guru yang bagus dan tentu saja mereka benar (Wayne&Young, 2003 dalam slavin, 2008:4). Tentu saja sifat-sifat di atas tidaklah cukup, beberapa hal yang diperlukan untuk menjadi guru yang baik adalah (Slavin, 2008):
1. Mengetahui Pokok Permasalahan
Ada lelucon lama yang berbunyi: Pertanyaan "apa yang perlu anda ketahui agar sanggup mengajar kuda? Jawaban "lebih daripada kuda itu sendiri". Lelucon ini mngandung maksud yang jelas bahwa hal yang pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah pengetahuan atau keterampilan yang tidak dimiliki pelajar tersebut, guru harus mengetahui pokok permasalahan yang mereka harapkan akan diajarkan. Guru tidak hanya mempunyai pengetahuan tentang bagaimana memindahkan informasi dan keterampilan tetapi juga harus mempunyai pengetahuan tentang informasi dan keterampilan itu sendiri. Barangkali kita semua pernah mempunyai guru yang cerdas dan berpengetahuan mendalam dalam bidangnya tetapi tidak dapat mengajar. Guru ekonomi mempunyai dasar pengetahuan yang sama mengenai valita asing misalnya, tetapi dia juga masih mempunyai banyak hal yang dipelajari tentang bagaimana mengajari peserta didik melakukan transaksi valuta asing dengan baik.
Pengetahuan tentang pokok permasalahan bukan hanya diketahui oleh guru tetapi juga harus mengkomunikasikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik. Kemampuan guru menghubungkan konsep yang abstrak dengan pengalaman peserta didik adalah salah satu contoh bagaimana kemampuan mengkomunikasikan pengetahuan jauh melampaui sekedar pengetahuan tentang fakta tersebut.
2. Menguasai Keterampilan Mengajar
Pengajaran yang efektif menuntut penggunaan banyak strategi sehingga guru harus memiliki banyak pengetahuan mengenai pedagogi yaitu studi tentang pengajaran dan pembelajaran beserta penerapannya pada proses pengajaran. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah telah memutuskan empat kompetensi guru diantaranya kompetensi pedagogik yang meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/ silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki.
Apa yang membuat guru yang baik adalah kemampuan melakukan semua tugas yang terdapat dalam pengajaran yang efektif (Burden & Byrd, 2007). Kehangatan, antusiasme dan kepedulian berperan penting sebagaimana halnya dengan pengetahuan tentang pokok permasalahan. Tetapi keberhasilan penyelesaian semua tugas mengajar itulah yang menghasilkan keefektifan pengajaran (Shulman, 2000).
3. Mengetahui Komponen Pengajaran yang Baik
Beberapa orang mengira bahwa guru yang baik memang sudah ditakdirkan seperti itu. Guru yang luar biasa kadang-kadang tampak mempunyai suatu keajaiban dan kharisma yang tidak pernah diharapkan dapat dicapai oleh manusia biasa. Namun, riset mulai mengidentifikasikan perilaku dan keterampilan tertentu yang menghasilkan guru "ajaib" tersebut (Mayer, 1992). Pengajaran yang baik harus diamati dan dipraktikkan tetapi ada prinsip-prinsip pengajaran yang baik dan perlu diketahui guru sehingga dapat diterapkan di ruang kelas. Komponen mengajar yang efektif diringkas dalam gambar berikut (Slavin, 2008).
4. Guru yang Bertujuan (Intensional)
Tidak ada rumus pengajaran yang baik, tidak ada langkah-langkah menuju guru terbaik. Pengajaran melibatkan perencanaan dan persiapan dan kemudian puluhan keputusan tiap jam. Namun satu sifat tampak jelas sebagai karakteristik guru yang luar biasa yaitu intensionalitas yang berarti melakukan sesuatu karena alasan dengan sengaja. Guru yang intensional adalah guru secara kontinyu dan berkesinambungan memiliki hasil yang mereka inginkan bagi peserta didik dan bagaimana membawa peserta didik mencapai tujuan tersebut.
Guru yang sudah ahli adalah pemikir kritis (Shulman, 2000). Guru yang intensional akan terus meningkatkan dan menguji praktek pengajaran mereka sendiri, membaca dan menghadiri pelatihan atau seminar untuk mempelajari gagasan baru, dan menggunakan tanggapan peserta didik untuk menentukan keputusan-keputusan pengajaran. Guru yang makin membaik setiap tahun adalah guru yang terbuka terhadap gagasan-gagasan baru dan yang melihat pengajaran mereka dengan kritis.
5. Mengetahui tantangan mengajar di abad kedua puluh satu (Arends, 2008:7)
Tidak ada bola kristal atau ramalan apapun yang memungkinkan kita untuk melihat apa yang akan terjadi di abad kedua puluh satu, akan tetapi beberapa tren kemungkinan besar akan berlanjut dan beberapa aspek pendidikan dan pengajaran akan tetap sama.
1. Mengetahui Pokok Permasalahan
Ada lelucon lama yang berbunyi: Pertanyaan "apa yang perlu anda ketahui agar sanggup mengajar kuda? Jawaban "lebih daripada kuda itu sendiri". Lelucon ini mngandung maksud yang jelas bahwa hal yang pertama yang harus dimiliki seorang guru adalah pengetahuan atau keterampilan yang tidak dimiliki pelajar tersebut, guru harus mengetahui pokok permasalahan yang mereka harapkan akan diajarkan. Guru tidak hanya mempunyai pengetahuan tentang bagaimana memindahkan informasi dan keterampilan tetapi juga harus mempunyai pengetahuan tentang informasi dan keterampilan itu sendiri. Barangkali kita semua pernah mempunyai guru yang cerdas dan berpengetahuan mendalam dalam bidangnya tetapi tidak dapat mengajar. Guru ekonomi mempunyai dasar pengetahuan yang sama mengenai valita asing misalnya, tetapi dia juga masih mempunyai banyak hal yang dipelajari tentang bagaimana mengajari peserta didik melakukan transaksi valuta asing dengan baik.
Pengetahuan tentang pokok permasalahan bukan hanya diketahui oleh guru tetapi juga harus mengkomunikasikan pengetahuan tersebut kepada peserta didik. Kemampuan guru menghubungkan konsep yang abstrak dengan pengalaman peserta didik adalah salah satu contoh bagaimana kemampuan mengkomunikasikan pengetahuan jauh melampaui sekedar pengetahuan tentang fakta tersebut.
2. Menguasai Keterampilan Mengajar
Pengajaran yang efektif menuntut penggunaan banyak strategi sehingga guru harus memiliki banyak pengetahuan mengenai pedagogi yaitu studi tentang pengajaran dan pembelajaran beserta penerapannya pada proses pengajaran. Dalam penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pemerintah telah memutuskan empat kompetensi guru diantaranya kompetensi pedagogik yang meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum/ silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis serta pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai kompetensi yang dimiliki.
Apa yang membuat guru yang baik adalah kemampuan melakukan semua tugas yang terdapat dalam pengajaran yang efektif (Burden & Byrd, 2007). Kehangatan, antusiasme dan kepedulian berperan penting sebagaimana halnya dengan pengetahuan tentang pokok permasalahan. Tetapi keberhasilan penyelesaian semua tugas mengajar itulah yang menghasilkan keefektifan pengajaran (Shulman, 2000).
3. Mengetahui Komponen Pengajaran yang Baik
Beberapa orang mengira bahwa guru yang baik memang sudah ditakdirkan seperti itu. Guru yang luar biasa kadang-kadang tampak mempunyai suatu keajaiban dan kharisma yang tidak pernah diharapkan dapat dicapai oleh manusia biasa. Namun, riset mulai mengidentifikasikan perilaku dan keterampilan tertentu yang menghasilkan guru "ajaib" tersebut (Mayer, 1992). Pengajaran yang baik harus diamati dan dipraktikkan tetapi ada prinsip-prinsip pengajaran yang baik dan perlu diketahui guru sehingga dapat diterapkan di ruang kelas. Komponen mengajar yang efektif diringkas dalam gambar berikut (Slavin, 2008).
4. Guru yang Bertujuan (Intensional)
Tidak ada rumus pengajaran yang baik, tidak ada langkah-langkah menuju guru terbaik. Pengajaran melibatkan perencanaan dan persiapan dan kemudian puluhan keputusan tiap jam. Namun satu sifat tampak jelas sebagai karakteristik guru yang luar biasa yaitu intensionalitas yang berarti melakukan sesuatu karena alasan dengan sengaja. Guru yang intensional adalah guru secara kontinyu dan berkesinambungan memiliki hasil yang mereka inginkan bagi peserta didik dan bagaimana membawa peserta didik mencapai tujuan tersebut.
Guru yang sudah ahli adalah pemikir kritis (Shulman, 2000). Guru yang intensional akan terus meningkatkan dan menguji praktek pengajaran mereka sendiri, membaca dan menghadiri pelatihan atau seminar untuk mempelajari gagasan baru, dan menggunakan tanggapan peserta didik untuk menentukan keputusan-keputusan pengajaran. Guru yang makin membaik setiap tahun adalah guru yang terbuka terhadap gagasan-gagasan baru dan yang melihat pengajaran mereka dengan kritis.
5. Mengetahui tantangan mengajar di abad kedua puluh satu (Arends, 2008:7)
Tidak ada bola kristal atau ramalan apapun yang memungkinkan kita untuk melihat apa yang akan terjadi di abad kedua puluh satu, akan tetapi beberapa tren kemungkinan besar akan berlanjut dan beberapa aspek pendidikan dan pengajaran akan tetap sama.