Gambaran Pembelajaran Kelas Rangkap Yang Ideal Dan Praktek Yang Terjadi Di Lapangan 5
Table of Contents
Bu Ningsih mulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar anak-anak dan juga orang tua mereka. Kemudian menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh murid kelas 4 dan kelas 3. Anak kelas 3 diminta untuk ke salah satu sudut belajar yang ada buku-buku dan benda-benda lainnya. Disana ada toples berisi gulungan kertas dan masing-masing anak diminta mengambil satu gulungan kertas dan kemudian mengerjakan tugas sesuai dengan tulisan yang didapatnya.
Beberapa saat kemudian murid kelas 3 masing-masing terlibat dengan tugasnya. Sementara itu bu Ningsih menerangkan pelajaran murid kelas 4 tentang ikan gabus, bagaiman ikan itu bernafas, dimana ia hidup, bagaimana berkembang biak dan bagaimana ikan tersebut mempertahankan hidupnya jika air kering. Bu Ningsih juga bertanya kepada anak-anak bagaimana cara menangkap ikan gabus tersebut. Beberapa anak menjawab dengan menyebutkan alat-alat yang dapat digunakan untuk menangkap ikan tersebut.
Setelah tanya jawab tentang ikan dan bagaimana cara menangkapnya, kemudian bu Ningsih meminta anak-anak untuk menggambar ikan dan alat untuk menangkap ikan. Anak-anak menekuni gambar masing-masing. Bu Ningsih lalu mengunjungi murid kelas 3 yang masih menyelesaikan tugasnya. Bu Ningsih memantau dan memberikan pujian. Kemudian Bu Ningsih meminta anak-anak kembali ke bangku masing-masing dan menjelaskan pelajaran matematika. Selanjutnya menulis soal matematika di papan tulis, masing-masing murid diminta mengerjakannya.
Bu Ningsih selanjutnya memantau pekerjaan anak kelas 4 dan mengumpulkannya. Selanjutnya ia menerangkan pelajaran bahasa Indonesia tentang kalimat aktif dan pasif. Selanjutnya anak-anak diminta membuat karangan singkat dengan menggunakan kata yang berawalan dan berakhiran. Siapa yang sudah selesai boleh menuju sudut sumber belajar yang ada buku-buku bacaan.
Bu Ningsih kembali ke murid kelas 3, memantau pekerjaan murid secara bergilir, membantu murid yang mengalami kesulitan, Bu Ningsih juga menerangkan kembali pada murid yang mengalami kesulitan, memberi balikan dan setelah itu mereka diberi soal lagi sebagai PR.
Berdasarkan dua contoh diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh pak Theo dan bu Ningsih telah memberikan gambaran tentang pembelajaran kelas rangkap yang semestinya, walaupun contoh tersebut diatas belum yang terbaik. Namun, dapat diketahui bahwa pembelajaran kelas rangkap yang ideal, secara terencana menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran kelas rangkap yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi sebagai berikut.
a. Keadaan iklim kelas ceria
Kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan Bu guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap menerima pelajaran hari itu.
b. Proses belajar berlangsung serempak
Apalagi murid yang berbeda tingkat kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang muncul tidak terlalu serius, sebab ketika guru menerangkan murid dari kelas lain berada di sudut ruang yang lain. Tidak ada pemborosan waktu karena guru tidak mondar-mandir pindah kelas.
c. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber belajar
Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa pengawasan guru murid dapat mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan pemecahan masalah.
d. Konsep CBSA yang sebenarnya Nampak
Murid tidak hanya aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan. Murid yang lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannya (tutor sebaya), atau membantu kelas dibawahnya (tutor kakak).
e. Adanya asas kooperatif-kompetitif
Murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru mengatakan siapa yang sudah selesai lebih dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dan sebagainya.
f. Belajar dengan pendekatan pembelajaran kelas rangkap yang benar
Belajar dengan pendekatan pembelajaran kelas rangkap yang benar sangat menyenangkan. Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan khususnya bila kita sedang mengajar kelas rendah. Hal itu nampak saat anak mengambil gulungan kertas dan membaca apa yang menjadi tugas mereka masing-masing.
g. Ada perhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat
Guru membantu murid yang mengalami kesulitan (murid yang lambat), bahkan guru menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
h. Sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas
Guru pembelajaran kelas rangkap dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid terhadap kelas dan sekolah mereka.
i. Prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruang kelas atau lebih dan dalam waktu yang bersamaan
Perangkapan kelas juga berarti dalam bentuk mengajarkan dua bidang studi atau lebih dalam satu wacana atau topik. Inilah yang disebut pengajaran terpadu (integrated).
j. Guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan
Ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap ikan, murid-murid menjawab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di lingkungan sekitar, kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.
Setelah dapat membedakan pembelajaran kelas rangkap yang ideal dan yang terjadi di lapangan, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran kelas rangkap. Peranan guru dalam pembelajaran kelas rangkap adalah sebagai berikut.
1. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin dilaksanakan dengan memadai. Sering kali mengajarkannya dengan secara berurutan pun mengalami kesulitan. Oleh karena itu, guru pembelajaran kelas rangkap harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan instruksional yang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
2. Sebagai sumber informasi yang kreatif, guru pembelajaran kelas rangkap harus kreatif, ia bukan saja menjadi sumber informasi tetapi juga sebagai manusia sumber, berperan untuk memecahkan keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan kepada muridnya agar mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga, agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan.
3. Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru pembelajaran kelas rangkap harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran dengan seksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru pembelajaran kelas rangkap dapat melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya yang tertinggal. Guru pembelajaran kelas rangkap juga harus mampu memanfaatkan segenap sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
4. Sebagai seorang professional. Guru pembelajaran kelas rangkap senantiasa berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walapun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian guru yang ada di daerah terpencil sulit diwujutkan, tetapi niat professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu ciri seorang guru professional adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.
5. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayom dan juga sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif terhadap sikap dan perilaku anggota masyarakat melalui proses pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat setempat. Pendek kata guru harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan perubahan yang berguna bagi anak didik, orang tua dan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Susilowati, dkk. 2009. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR). Jakarta : Depdiknas.
Winataputra, Udin.S. 1998. PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR).
Jakarta : Depdiknas.
Post a Comment